Jumat, 06 Januari 2012

SINTUA DI HKBP (1)

Sintua di HKBP

1.    Pengantar
    Sintua adalah salah satu bagian pelayan dalam gereja yang dipilih dari antara jemaat dan diterima menjadi pelayan di gereja. Sesuai dengan Aturan dan Peraturan HKBP (AP HKBP) ada dua jenis pelayan HKBP, yaitu :
(1)    Pelayan tahbisan
Pelayan tahbisan dibagai dalam dua kelompok menurut waktu pelayanan, yaitu :
-    Pelayan penuh waktu (full timer)
-    Pelayan paruh waktu (non full timer).
Pelayan penuh waktu antara lain Pendeta, Guru Jemaat, Bibelvrouw, Diakones dan Evangelis. Pelayan penuh waktu ini ditempatkan menurut Surat Keputusan Penempatan (SK) oleh Kantor Pusat HKBP yaitu di jemaat, pelayanan umum, dan tempat-tempat pelayanan HKBP lainnya dan menerima upah dari jemaat.
Pelayan paruh waktu adalah yang mempersembahkan hidupnya untuk melayani di tengah-tengah jemaat tanpa menerima upah dari gereja. Sintua termasuk pelayan paruh waktu. Itulah salah satu kelebihan Sintua.
(2)    Pelayan non-tahbisan.
Pelayan non tahbisan adalah semua jemaat yang ambil bagian dalam pelayanan gereja misalnya seksi-seksi, panitia, guru sekolah minggu, dll yang bersedia melayani tanpa upah dari gereja.


    Sesuai dengan AP HKBP, cukup banyak tugas dan tanggung jawab Sintua antara lain membantu Pendeta melaksanakan pelayan di gereja, sebab tidak mungkin seorang Pendeta atau Guru Jemaat mampu melakukan seluruh pelayanan terhadap jemaat tanpa bantuan dari Sintua atau pelayan lainnya. Mereka harus saling membantu dan saling mendukung dalam pelayanan supaya dapat melakukan berbagai macam pelayanan dalam gereja dengan baik.
    Pendeta, Guru Jemaat, Bibelvrouw dan Diakones adalah pelayan tahbisan yang sudah terlebih dahulu mengikuti pendidikan di seminari, belajar firman Tuhan dan berbagai pengetahuan umum lainnya supaya memiliki kemampuan dalam melakukan pelayaan kepada jemaat. Namun Sintua tidak melalui pendidikan seperti itu, tetapi pembinaan Calon Sintua diserahkan kepada jemaat maupun resort melalui pendeta resort masing-masing.
    Masih banyak gereja yang belum melakukan pembinaan yang jelas terhadap para calon Sintua, Kadang-kadang mereka hanya belajar seiring waktu, dan ketika mereka sudah menjalani learning selama setahun langsung ditahbiskan menjadi Sintua.
    Namun sebenarnya adalah sangat penting pembinaan yang jelas dan ter-program untuk calon Sintua, sebab peranan Sintua sangatlah penting dalam gereja. Oleh karena itu perlu pengetahuan dan kemampuan yang lebih, sehingga mereka mampu melakukan pelayanan yang baik dan benar. Itu sebabnya saya ingin berbagi pegetahuan tentang Sintua dalam tulisan ini.

2.    Sekilas tentang Tahbisan Sintua di HKBP
2.1    Sintua
    Pengertian Sintua adalah orang yang ditunjuk dan / atau dipilih untuk melayani di tengah-tengah jemaat. Tugas dan pelayanan Sintua pada masing-masing gereja bisa saja berbeda tergantung tingkat pelayanan dan aturan masing-masing gereja tersebut. Sehingga kita tidak bisa menyamakan tugas Sintua dalam satu gereja dengan gereja yang lain. Contoh gereja congregational, dimana jemaat melalui rapat jemaat yang menentukan tugas dan pelayanan dan yang menetukan siapa yang menjadi pendeta dalam gereja tersebut. Namun dalam gereja presbyterial, Sintua melalui rapat majelis (parhalado) yang menentukan program pelayanan dan mentukan siapa pendeta dalam gereja tersebut. Ada juga gereja yang mengangkat Sintua secara periodic.
    Di tengah-tengah suku Batak sebelum masuknya kekristenan, sebutan “Sintua” sudah ada sebelumnya. Yaitu orang yang dituakan dalam masyarakat, contoh : kepala pelayan dalam suatu pesta, kepala tukang dalam suatu bangunan rumah, dll. Jadi arti Sintua atau Penatua dalam suku Batak adalah orang yang dituakan, baik  karena usianya, pengetahuannya, perilakunya dan dapat dipercaya dalam suatu tugas tertentu.
    Akan tetapi tidaklah sama pengertian sintua dalam masyarakat Batak sebelum masuknya kekristenan dengan pengertian Sintua sebagai salah satu pelayan tahbisan dalam gereja. Dalam gereja, Sintua adalah yang dipilih untuk melayani sesuai  dengan aturan gereja, sedangkan sebutan sintua atau penatua dalam masyarakat adalah menunjukkan status dan ke-tokoh-annya dalam masyarakat tersebut. Namun walaupun demikian, sebutan Sintua dalam masyarakat Batak adalah sangat  berharga, sebab mereka adalah orang yang melakukan tugas-tugas penting dan dihargai karena dianggap memiliki kemampuan memimpin dan memberi pertimbangan tentang masalah-masalah yang terjadi dalam gereja maupun masyarakat. Oleh sebab itu pemilihan seorang calon Sintua janganlah dilihat hanya karena usia yang sudah matang ataupun karena kemampuannya belaka, tetapi yang lebih penting adalah perilaku dan imannya kepada Tuhan.
    Dalam Kitab Perjanjian Baru, Sintua disebut Penatua (presbyteros), bisa kita lihat dalam :
-    Luk 22:66 : Dan setelah hari siang berkumpullah sidang para tua-tua bangsa Yahudi dan imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu mereka menghadapkan Dia ke Mahkamah Agama mereka,
-    Kis. 14:23 : Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka
-    I Tim 4:14 : Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua
-    I Tim 5:19 : Janganlah engkau menerima tuduhan atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang saksi
-    Tit 1:5 : Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu.

    Pengertian presbyteros sangat luas dalam gereja mula-mula, sehingga apara rasul pun sering disebut presbyteros, hal itu bisa kita lihat dalam :
-    II Yoh 1:1 : Dari penatua kepada Ibu yang terpilih dan anak-anaknya yang benar-benar aku kasihi. Bukan aku saja yang mengasihi kamu, tetapi juga semua orang yang telah mengenal kebenaran.
-    III Yoh 1:1 : Dari penatua kepada Gayus yang kekasih, yang kukasihi dalam kebenaran.
-    I Pet 5:1 : Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

    Dalam gereja mula-mula Sintua diangkat langsung oleh para Rasul untuk memberitakan injil. Sintua membantu para Rasul melayani dalam jemaat, memperhatikan jemaat dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kerohanian mereka.
    Sintua dalam bahasa Indonesia disebut Penatua, ada juga yang menyebutnya dengan sebutan Majelis. Sebenarnya lebih cocok sebutan Penatua daripada Majelis, karena majelis adalah perwakilan dari beberapa orang atau kelompok, namun SIntua atau Penatua bukanlah perwakilan kelompok tetapi dipilih untuk menerima tugas pelayanan kepada semua jemaat, jadi Sintua bukan hanya mewakili jemaat di wilayahnya tetapi adalah Sintua dari seluruh jemaat. Istilah majelis lebih cocok disebut untuk Parhalado yaitu gabungan dari pelayan tahbisan dan non tahbisan.
    Dalam AP HKBP, pengertian Parhalado dikembangkan bukan hanya untuk pelayan tahbisan, tetapi sebutan untuk semua yang mau mempersembahkan dirinya melayani di tengah-tengah jemaat, contoh : Guru SM, Organis, Panitia Pembangunan, dll yang dipilih oleh gereja.

2.2    Tahbisan Sintua dalam era Missionaris
    Dalam HKBP, Sintua adalah yang pertama diangkat oleh para missionaries untuk membantu mereka memberitakan injil kepada masyarakat Batak. Tetapi pada waktu itu belum masuk dalam kategori pelayan tahbisan.
    Setelah Nomensen datang ke tanah Batak, yang pertama dilakukannya adalah mencari orang yang bisa membantunya dalam bahasa, hukum dan aturan serta kebiasaan-kebiasaab suku Batak. Nomensen pun mencari orang-orang yang terpercaya untuk menjadi Sintua. Tugas pertama mereka adalah membimbing masyarakat Batak yang mau percaya  supaya benar-benar mengenal dirinya dan bersedia mengikut Tuhan Yesus sesuai dengan Firman Allah.
    Secara umum ada beberapa tugas Sintua dalam era Missionaris :
a.    Tugas Sintua sehari-hari
i.    Memperhatian setiap rumah tangga apakah mereka melakukan kebaktian di dalam rumahnya masing-masing
ii.    Malakukan penghiburan dan kunjungan kepada orang yang sakit, serta menuntun mereka supaya tidak pergi berobat kepada dukun-dukun.
iii.    Memperhatikan perempuan-perempuan agar tidak membawa beban yang terlalu berat, dan melarang mereka bekerja pada hari Minggu.
iv.    Menghibur dan membantu orang-orang  yang panennya tidak berhasil dan kepada orang yang menghadapi penderitaan
b.    Dalam Ibadah Minggu
Sebagian Sintua duduk di depan menghadap jemaat dalam Ibadah supaya mereka bisa memperhatikan sipa saja jemaat yang tidak datang ke gereja. Sebagian lagi memperhatikan ketenangan peribadahan agar tidak ada yang rebut atau yang membuat keributan. Sebagian lagi memeprhatikan anak-anak supaya tidak ada yang menangis dalam ibadah  atau bermain di dalam ruangan ibadah. Sebagian lagi duduk bersama-sama dengan jemaat menjaga kekudusan ibadah, mengajar anak sekolah minggu bernyanyi, berdoa dan mengerti firman Tuhan. Sebagian lagi bertugas mengumpulkan persembahan, iuran, dll.
Selain itu tugas Sintua adalah menuntun jemaat agar mau bersyukur atas segala berkat Tuhan yang telah mereka terima. Menyampaikan berita-berita yang terjadi di tengah-tengah jemaat kepada Pendeta, mis : anak yang lahir, jemaat yang sakit, meninggal, dll supaya dimasukkan dalam warta jemaat. Membantu pendeta menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelayanan baptisan dan perjamuan kudus. Tentang operjamuan Kudus, Sintua bertugas untuk mendamaikan jemaat bila ada sedang dalam perselisihan sebelum menerima Perjamuan kudus.
c.    Di tengah-tengah masyarakat
Adalah sangat besar makna tahbisan Sintua jika kita lihat dari tugas-tugasnya dari dulu sampai sekarang ini. Tetapi Sintua bukan hanya berperan dalam gereja, tetapi perannya justru lebih banyak dalam masyarakat. Sintua berperan sebagai gembala yang harus mengetahui segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan jemaatnya. Pada jaman Nomensen, dia menyuruh dua orang Sintua menemui jemaat di rumahnya maupun ke tempat pekerjaannya untuk :
i.    Menemui Kepala Desa dan raja-raja kampung yang tidak melakukan tugasnya sesuai aturan gereja.
ii.    Menemui ibu-ibu dan para wanita yang tidak datang ke gereja karena pekerjaan di sawah atau lading
iii.    Menemui para pemuda yang tidak mau bekerja, menegor para penjudi dan pemabuk
iv.    Mengingatkan para pemuda/i untuk datang ke gereja dan ikut belajar koor, menggerakkan anak-anak supaya mau datang ke sekolah.
v.    Menemui para pedagang dan mengingatkan mereka supaya tidak mengambil untuk terlalu besar dan supaya jangan berjualan pada hari minggu
vi.    Menemui dan mengingatkan para ambtenar maupunpegawai-pegawai pemerintah supaya bekerja dengan jujur dan benar sesuai dengan hukum yang berlaku.
    Untuk membangkitkan pengetahuan dan kemampuan Sintua, dibuatlah kursus pembinaan untuk para Sintua. Meeka diajar untuka menulis dan membaca huruf latin, berhitung, bernyanyi dan yang terutama diajari pengetahuan tentang firman Tuhan.

3.    Syarat Menjadi Sintua dan Tugasnya
    Jika kita membaca PB, dalam gereja mula-mula para rasul memilih Sintua dengan penuh pertimbangan yang sangat matang, sebab bagi mereka tugas Sintua adalah sangat berharga dan mulia, yaitu mengembalakan kehidupan rohani jemaat. Itu sebabnya Paulus berkata : “Penatua-penatua yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar” (I Tim 5:17). Oleh karena itu gereja harus hati-hati dalam memilih seorang calon Sintua. Paulus menasehati Timoteus dan Titus tentang aturan penerimaan calon Sintua yaitu :
-    Tit 1:5-9 : Aku telah meninggalkan engkau di Kreta dengan maksud ini, supaya engkau mengatur apa yang masih perlu diatur dan supaya engkau menetapkan penatua-penatua di setiap kota, seperti yang telah kupesankan kepadamu, yakni orang-orang yang tak bercacat, yang mempunyai hanya satu isteri, yang anak-anaknya hidup beriman dan tidak dapat dituduh karena hidup tidak senonoh atau hidup tidak tertib. Sebab sebagai pengatur rumah Allah seorang penilik jemaat harus tidak bercacat, tidak angkuh, bukan pemberang, bukan peminum, bukan pemarah, tidak serakah, melainkan suka memberi tumpangan, suka akan yang baik, bijaksana, adil, saleh, dapat menguasai diri dan berpegang kepada perkataan yang benar, yang sesuai dengan ajaran yang sehat, supaya ia sanggup menasihati orang berdasarkan ajaran itu dan sanggup meyakinkan penentang-penentangnya.
-    I Tim 3:2-4 : Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang, bukan peminum, bukan pemarah melainkan peramah, pendamai, bukan hamba uang, seorang kepala keluarga yang baik, disegani dan dihormati oleh anak-anaknya.

    Sesuai dengan AP HKBP pasal 25 ayat (6), telah ditentukan syarat menjadi Sintua yaitu :
Syarat Menjadi Penatua
a.    Warga jemaat yang mempersembahkan dirinya menjadi penatua di jemaat.
b.    Rajin mengikuti kebaktian minggu dan perjamuan kudus.
c.    Berperilaku tidak bercela.
d.    Paling sedikitnya berumur 25 tahun.
e.    Sehat rohani dan jasmani.
f.    Sedikit-dikitnya berpendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.
g.    Dipilih oleh warga jemaat dari antara mereka dan ditetapkan oleh Rapat Pelayan Tahbisan.
    Tugasnya
a.    Sebagai tertera dalam Agenda Penerimaan Penatua HKBP.
b.    Melaksanakan baptisan darurat.
c.    Menyusun statistik warga jemaat di lingkungannya masing-masing.
d.    Mengikuti sermon dan rapat penatua.
e.    Menyampaikan berkat tanpa menumpangkan tangan.

5 komentar:

  1. Dalam memilih calon sintua, pesan rasul Paulus pada Timoteus dan Titus mengenai calon sintua bisa kita abaikan. Sebab: 1) TUHAN YESUS YANG MENEBUS DOSA-DOSA KITA, bukan rasul Paulus, (2) TUHAN YESUS JUGA YANG MENGUBAH PAULUS DARI PEMBUNUH BESAR MENJADI PENGINJIL BESAR, (3) Dari daftar nama-nama murid Tuhan Yesus yang 12 orang itu, TIDAK ADA TERTULIS DISANA "Petrus ama ni aha, Jakobus ama ni aha, Johanes ama ni aha, dll", (4) Dia do na dumenggan: Sintua dolidoli manang dolidoli na narkoba on?

    Jika sintua dolidoli lebih baik daripada dolidoli na narkoba on, MARI KITA ABAIKAN PESAN RASUL PAULUS PADA TIMOTIUS DAN TITUS MENGENAI PEMILIHAN CALON SINTUA ! Emangnya Paulus juruselamat kita ??????

    Di Mulia Raja atau Ruma Gorga boleh-boleh saja dolidoli dilarang mangulosi pada seseorang. Cuma jangan dibawa larangan tsb ke gereja! Mulia Raja dll adalah rumah adat, sedangkan gereja adalah Rumah Ibadat. Jadi, jangan bawa adat-istiadat ke gereja!!!

    BalasHapus
  2. Siapakah yg dapat mengajari calon sintua ??

    BalasHapus
  3. Saya pingin menjadi sintua gereja mengganti orang tua sudah pensiun sintua gereja hkbp jetun...

    BalasHapus
  4. Horas madihita saluhutna amang inang. Namanungkun majo hami angka pemula di parhobason on. Molo parhalado resort boi do merangkap gb bph di huria? maulite

    BalasHapus