Secara umum, Perayaan Puncak Jubileum 150 Tahun HKBP di GBK Senayan Jakarta, pada hari Minggu, 4 Des 2011 boleh dikatakan berkesan. Namun lazimnya sebuah perhelatan akbar, pasti ada kesan positif dan negatif.
Berikut ada beberapa point yang menjadi catatan saya selama mengikuti acara akbar tersebut :
- Kehadiran jemaat, patut diacungkan jempol kepada jemaat HKBP atas antusiasme yang demikian besar untuk mengikuti pesta puncak Jubuileum 150 HKBP tersebut. Jemaat HKBP yang hadir saya perkirakan sekitar 90.000 jiwa, memenuhi hampir seluruh tempat duduk stadion utama Gelora Bung Karno.
lebih kurang 90.000 jemaat HKBP yang hadir
- Mobilisasi jemaat dan pengaturan parkir, mobilisasi jemaat dari setiap huria sudah berjalan dengan baik. Namun sesampainya di kawasan Senayan mulai terjadi kemacetan dan kekacauan pengaturan parkir mobil dan bis. Seharusnya hal tersebut sudah diantisipasi sebelumnya oleh panitia agar bisa bekerja sama dengan dengan aparat untuk pengaturan parkir tersebut. Seandainya jalur bis dan mobil pribadi diatur sedemikian rupa, mungkin tidak akan terjadi masalah yang demikian.
- Pengaturan Pintu masuk dan tempat duduk jemaat, Pemberian Badge tanda masuk yang membedakan setiap wilayah menurut warna, sudah tepat, namun rambu-rambu pintu masuk sangat kurang, sehingga banyak jemaat yang satu resort bahkan satu huria akhirnya berpencar tempat duduknya karena tidak adanya rambu-rambu yang jelas yang menunjuk kepada posisi setiap huria & resort.
- Pembagian snack, cara pembagian snack di pintu masuk sangat bagus, sehingga tidak ada yang rebutan atau yang tidak kebagian.
- Undangan, Selain Presiden, kehadiran berbagai pejabat dan tokoh negara dalam acara tersebut memberikan nuilai tersendiri bagi HKBP. Kehadiran Ketua MPR Taufik Kiemas, Ketua MK Mahfud MD, Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Gubernur DKI Fauzi Bowo, Para Menteri dan Menko Polkam, menunjukkan pengakuan yang besar atas eksistensi HKBP di Indonesia.
SBY dan Para undangan - Acara, sebelum Ibadah, mulai jam 10 pagi, sudah banyak jemaat yang hadir di dalam stadion, namun Ibadah baru mulai jam 12.00. Seharusnya jeda waktu yang ada sebelum Ibadah boleh di disi dengan hiburan, sehingga tidak membosankan untuk menunggu acara selanjutnya.
- Panggung, Kasihan para pelayan yang bertugas, karena panggungnya terbuka sehingga mereka harus berdiri dibawah panas terik matahari.
- Ibadah, Prosesi yang dikikuti seluruh Pelayan Penuh waktu HKBP se- Jabodetabek sangat bagus dan berkesan, karena kehadiran sekitar 500-an Pdt, Bibelvrow dan Diakones dengan jubah kebesarannya masing-masing menjadikan suasana ibadah yang sakral dan kudus. Liturgis yang dilakukan secara bergantian oleh Sekjen, Kadep Marturia dan Kadep Koinonia serta Doa syafaat oleh Kadep Koinonia serta Khotbah oleh Ephorus HKBP, sangat tepat menunjukkan kesatuan kelima Pucuk Pimpinan HKBP tersebut, meskipun dalam Pemilihan Ephorus mendatang mereka akan saling berjuang sendiri-sendiri.
Prosesi Ephorus dan seluuh Pendeta - Musik, penampilan musik selama Ibadah sangat mengecewakan. Musik Tiup HKBP Depok II tersebut terkesan tidak siap, sehingga mengurangi kehikmatan jalannya Ibadah. Padahal ada Musik Box Pdt. JAU Doloksaribu yang seharusnya bisa di manfaatkan dalam acara tersebut.
- Koor, Koor Gabungan Mars Jubileum HKBP yang diklaim masuk rekor MURI, kurang menggema. Mungkin karena tidak semua jemaat siap dan mengerti lagu tersebut. Walaupun sebenarnya koor tersebut sudah di sosialisasikan sebelumnya.
- Doa Penutup + Berkat, kehadiran seluruh Pendeta di tengah lapangan untuk memberikan berkat pengutusan kepada jemaat ke segala arah menjadi pemandangan tersendiri yang memberi kesan indah dan sakral.
Seluruh Pendeta menyampaikan berkat kepada seluruh jemaat - Acara Perayaan, penampilan koor NHKBP cukup bagus dan menarik, tetapi mungkin karena keterbatasan waktu sehingga dibatasi. Seharusnya dalam acara Ibadah Koor-koor lainnya seperti koor Ama dan Parompuan bisa di tampilkan sebagaimana biasanya dalam Ibadah Minggu.
- Pidato/ Laporan Panitia, Pidato Selamat datang dan Laporan Ketua Panitia, seharusnya bisa disatukan. Sehingga tidak perlu ada pidato Ketua Bidang Perayaan, cukup Laporan Ketua Umum Panitia.
- Pidato Ephorus, Saya mengakui bahwa Ephorus Pdt. Dr. Bonar Napitupulu adalah seorang Orator ulung, pidatonya cukup menarik dan enak didengar. Namun dalam hal subtansinya, banyak pihak yang menggangap bahwa pidato Ephorus tersebut terlalu politis, bahkan sebagian orang menganggap pidato tersebut memalukan karena seakan-akan mengemis posisi dan jabatan bagi warga HKBP di Pemerintahan. Namun bagi saya pidato tersebut disatu sisi sangat bagus karena dengan gaya bahasanya yang keras tapi santun itu, bayak tersirat keinginan dan kritik untuk pemerintah dalam hal pluralisme. Terlepas dari retorika puja-puji kepada Presiden SBY dan Ibu Ani, seharusnya Presiden bisa menangkap maksud dan tujuan serta kritik yang tersirat dalam pidato tersebut.
- Pidato Presiden SBY, sepert biasa, SBY dengan gayanya yang khas berpidato dengan bahasa yang teratur dan tertata rapi. Namun dalam subtansinya tidak menyiratkan suatu jaminan akan perlidungan pemerintah terhadap kemerdekaan dan kebebasan beragama. Persoalan-persoalan rumah Ibadah tidak ditanggapi secera tegas, hanya menyatakan supaya semua pihak mengedepankan dialog. Padahal semua itu bisa terjadi justru karena kebuntuan dialog. Banyak persoalan rumah ibadah yang sudah masuk dalam ranah hukum yang harus ditangani secara tegas oleh pemerintah, bukan lagi dialog.
SBY sedang menyampaikan Pidato SBY & Ibu menerima Ulos - Tor-tor Konfigurasi, Pertunjukan paling menarik adalah ketika sekitar 1000 Remaja/naposo HKBP melakukan tarian tor-tor konfigurasi. Hal itu menunjukkan bahwa remaja/napaoso HKBp masih mencintai budaya asalnya ditambah dengan sentuhan musik modern, menampilkan sebuah pagelaran akbar yang sangat berkesan. Salut untuk koreografernya.
Tor-tor Konfigurasi Remaja/Naposo HKBP - Hiburan, Hiburan yang seyogianya diisi oleh Trio RNB, Putri Ayu Silaen, Victor Hutabarat, Christine Panjaitan dan Judika Sihotang, akhirnya tidak bisa tampil karena turunyya hujan deras. Seharusnya Panitia harus mengantisipasi dengan Panggung yang tertutup, sehingga hujan tidak akan menghalangi jalannya acara. Jadinya kita hanya sempat menyaksikan Trio RNB dan Putri Ayu Silaen (walaupun terputus karena musik yang ngadat).
- Kekacauan pada saat bubar, seperti yang sudah saya katakan di awal, bahwa pengaturan parkir mobil (kususnya bis) sudah kacau sejak kedatangan, akibatnya ketika jemaat bubar, semua kesulitan mencari bis, ditambah dengan turunnya hujan yang membuat bayak orang harus basah kyup menjadi dimana bis mereka parkir. Ibu-ibu dengan bayi di gendong dan orang-oarang tua, terpaksa harus berjalan dibawah guyuran hujan bahkan ada yang sampai ke kawasan Manggala Wanabakti, karena bis mereka parkir disepanjang Gerbang Pedua sampai Jalan Gatot Subroto. Belum lagi karena banyak jemaat yang masih awam terhadap jalan-jalan sekitar senayan, sehingga terpaksa harus berjalan bolak-balik, erputar-putar untuk menuju tempat parkir bis yang mereka tumpangi. Rombongan kami, keluar dari Stadion Pukul 17.30, akhirnya berpencar dan baru bisa bertemu kembali di parkiran bis sekitar pukul 20.30, itu pun masih ada yang sampai ke Hotel SUltan dan Gedung DPR/MPR. Ditambah lagi dengan kesulitan sinyal komunikasi di sekitar senayan yang kadang timbul tenggelam, pulsa habis, low battery, sehingga menyulitkan hubungan komunikasi sesama rombongan. Dibutuhkan waktu 3 jam untuk memgumpulan sekitar 200 orang rombongan jemaat kami yang ikut acara tersebut.
- KESAN, Sungguh luar biasa, senang, gembira, cape, kesal, marah, emosi, basah kedinginan dan lapar bercampur baur. Namun, itulah euforia Jubileum 15 tahun HKBP, harapan kita, kiranya pucuk pimpinan HKBP menghargai jerih lelah para jemaatnya, baik dana, tenaga, dan sntuasiame yang amat sangat besar itu melalui pelayanan yang semakin baik dan holistik. Janganlah hanya kita tunjukkan HKBP lewat acara seremonial belaka, tetapi lebih daripada itu, HKBP harus menunjukkan dirinya lewat para pelayannya yang bermartabat, sehingga lewat pelayanan itu, jemaat HKBP semakin dekat dengan Tuhan dan Kristus semakin dipermuliakan. AMEN.
Horas,
BalasHapusSantabi parjolo molo sogon na hurang pas pemahaman hu taringot esensi Jubilleum 150 Thn HKBP di Senayan.
Molo dipamerengan hu, terlalu manang tung dipaksahon do persiapan na so matang di hari H Jubileum i, alana na terjadi diakui do sound system na so denggan manang hurang tingkos manang aha na didok di acara i...tarlobi tiki marjamita, jai boi do 80% dang tingkos begeon sound system i maroperasi, jai disi ma hami na di balkon tiki holan maraba2 manang aha tahe na didok tiki i.. Sayang nai tahe..
Intina sian sude Acara Jubileum i naeng ma tahe puji2an i holan ditujuhon tu Debata Parasiroha i...sebagai rasa syukur hita dang na gabe tu ise pe..dang tu diri sandiri manang tu SBY.
Alai naung pe songon i..sude syukuron ta do sude i..nagn pe ingkon adong pembaruan na riil di dirinta sude...dimulai sian diri masing2...nunga songon dia hita saleleng on...150 THN Cukup TUA/DEWASA Namun....adong do buah2 na dituntut Tuhan i marbuah di ngolunta sude, baik sebagai pribadi maupun sebagai satu kesatian gereja....?
Horas ma di hita sude....